Monday, 5 August 2013

Olah Digital dalam Fotografi Digital





Pada posting kali ini saya akan sedikit membahas tentang Olah Digital dalam Fotografi Digital yang mana adanya posting ini berawal dari banyaknya pertanyaan yang melintas di kepala saya dan mungkin juga di kepala para pembaca sekalian. Beberapa pertanyaan tersebut diantaranya :
  • Pentingkah Olah Digital dalam Fotografi Digital?
  • Perlukan Olah Digital dalam Fotografi Digital?
  • Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital itu seperti apa sih?
  • Lalu Kapan Kita Harus melakukan Olah Digital?
Nah, dari beberapa pertanyaan di atas akan saya bahas satu persatu berdasarkan opini dari saya pribadi yang saya harapkan bisa diambil sisi positifnya dan dikoreksi sisi negatifnya yah! Yuk Kita mulai!

  1. Peranyaan pertama dari beberapa pertanyaan di atas adalah Pentingkah Olah Digital dalam Fotografi Digital? Saya jawab : Penting. Kenapa?
    Oke, sedikit saya akan bercerita berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan "Pada masa lalu di era fotografi analog atau film, setelah selesai memotret, fotografer membawa hasil jepretannya berupa film untuk dicuci dan dicetak di lab foto yang banyak betebaran di berbagai tempat. Selanjutnya fotografer menanti operator lab foto untuk memprosesnya. Setelah di cuci ataupun dicetak, fotografer baru bisa melihat hasilnya dan jika mau diolah misalnya dicetak lebih gelap atau terang, mereka menyerahkannya pada operator lab.

    Kini, proses yang dikerjakan oleh operator lab itu telah bergeser pada sang fotografer sendiri. Setelah selesai menjepret, hasil foto di pindah dari kamera ke komputer dan dapat diperbaiki sendiri dengan software pengolah foto. Baik secara gelap terang, mengubah tone warna, ataupun menghilangkan hal-hal yang tidak disukai yang ada pada sebuah karya foto hingga membuat sebuah karya baru dari gabungan foto yang ada. Lalu setelah diproses, foto bisa di print/cetak melalui printer biasa ataupun dibawa ke tempat cetak foto.

    Mengedit foto selain bertujuan mempercantik objek/model juga membuat kesan berbeda dari apa yang difoto. seperti misalnya membirukan langit, mengubah warna suasana dan sebagainya. Bahkan jika bingung mau dibuat tone seperti apa, hitam putih bisa menjadi pilihan. Ada ribuan bahkan jutaan teknik mengolah foto dan semuanya tergantung dari selera pengolah foto.

    Cara pengolahan tergantung dari masing-masing pengolah, software juga bisa menggunakan berbagai software yang tersedia, baik gratis ataupun berbayar.

    Halalkah mengolah foto seperti ini? Bukankah mengubah sebuah foto hukumnya haram?

    Hey, foto adalah karya seni. Soal halal atau haram tidak ada aturan baku, kecuali untuk fotografi jurnalistik yang olah digitalnya hanya sebatas cropping, mengatur gelap terang, warna dan tidak memperbolehkan untuk menghilangkan satu bagian dari foto.

    Tidak pernah ada larangan ataupun fatwa haram dari pihak manapun (kecuali yang tidak bisa olah digital) untuk mengolah sebuah karya foto dengan maksud membuat foto itu lebih baik.

    Seperti juga melukis, dari fotografi pada era sekarang ini, hasil jepretan kita, bisa kita utak atik menjadi sebuah karya yang mewujudkan sebuah imaginasi kita. Apapun yang ada di imaginasi, bisa kita wujudkan menjadi sebuah karya seni.

    Jangan pernah takut untuk mengolah foto. Kreatiflah dalam mengolah. Coba dan terus coba agar ketrampilan kita dalam mengolah foto semakin terasah. Cari tahu apa yang bisa kita lakukan dengan sebuah foto, bisakah kita membuatnya lebih bagus?

    Seperti kata seorang senior fotografer, Om Arbain Rambey, mengolah digital sebuah karya foto, bagaikan memoles make up pada wajah seorang wanita. Jika wanita itu tidak cantik, maka dia akan menjadi cantik. Jika wanita itu sudah cantik maka dia akan menjadi lebih cantik lagi. Bukan sebuah keharusan, tapi kalau memang bisa membuat foto lebih indah, kenapa ragu untuk melakukannya.

    Penentang olah digital hanyalah membatasi dirinya dari kemajuan teknologi yang sebenarnya akan sangat membantunya dalam mengembangkan bidang kerjanya.

    So, terus belajar, teruslah mengembangkan diri, jangan pernah merasa puas dengan apa yang kamu bisa! Ilmu selalu berkembang dan terus menerus berkembang.

  2. Perlukah Olah Digital dalam Fotografi Digital?
    Saya Jawab : Perlu. Alasannya?
    Penggunaam foto dalam seni fotografi tidak terbatas hanya Jepret lalu disimpan dalam hardisk komputer saja. Fotografi yang ideal harusnya memiliki nilai manfaat dan tidak cuma indah saja. Misalkan contoh sederhananya Saya memotret Hewan yang berarti membuat Fotografi dengan kategori Nature or Wild Life, foto tersebut bisa bermanfaat untuk mengenalkan seperti apa gambaran hewan yang namanya Harimau misalkan saya memotret harimau. Nah olah digital disini artinya bisa saja Croping foto agar tidak banyak objek tidak terpakai yang masuh dalam satu bingkai foto. Bisa juga olah digital itu digunakan saat ingin dibuat ke dalam berbagai media cetak seperti koran, majalah, spanduk, atau mungkin media visual lain seperti Slide Show Presentasi atau Klip Foto. Jadi saya rasa perlu baik sedikit maupun banyak asal tidak terlepas dari tujuan pengolahannya.
  3. Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital itu Seperti apa sih?
    Jawaban saya :
    Jika saya ibaratkan Fotografer itu seorang koki, ia harus bisa memilih bahan untuk membuat makanan yang terbaik, Fotografer harus bisa mendapatkan foto terbaik sebelum diolahnya. Lalu setelahnya, koki harus bisa membuat makanan terbaik dari bahan yang ada, jika ia merasa ragu untuk membuat resep baru dan yakin bahwa dengan bahan yang ada sudah cukup, lebih baik tidak usah diolah daripada hasilnya malah membuat tidak enak. Fotografer harus paham seperti apa ia harus mengolah foto yang ia dapatkan melalui kameranya, ada baiknya saat sesi pemotretan sang fotografer sudah tahu mau diapakan nanti fotonya saat masuk ke ruang olah digital.
    Jadi kesimpulannya, Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital sama dengan kita hendak menciptakan resep baru dalam sebuah masakan, sang fotografer membuat konsep foto dengan tema baru melalui olah digital jika beberapa hal tidak mungkin diproses langsung di kamera sang fotografer tersebut.

  4. Lalu, kenapa kita harus melakukan Olah Digital?
    Jawaban saya :
    Sensor kamera sebenarnya hanya menangkap spektum cahaya gelap dan terang (Hitam dan Putih) dengan tingkat kepekatan yang berbeda-beda dan cukup luas. Prosesor dalam Kamera Digital SLR memproses Spektrum warna tersebut menjadi beberapa warna yang pada akhirnya tampil sebagai bentuk format Gambar berwarna. Oleh karena kemungkinan hasil yang didapatkan kadang tidak sesuai dengan kondisi sebenaranya sang Fotografer kadang harus melakukan olah digital menggunakan komputer untuk memperbaiki hasil yang dirasa kurang. Sama halnya seperti Operator Lab Foto era-Film / Klise atau Kamera Analog yang memproses Negatif Film menjadi Foto berwarna.
Jadi Kesimpulan yang bisa saya gambarkan dalam Posting berjudul Olah Digital dalam Fotografi Digital adalah, keduanya sama-sama penting dan saling berhubungan. Tentunya dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah satu sama lain seperti Prinsip Fotografi dalam Memotret dan Prinsip Mengolah yang baik dan benar. Keduanya sama-sama ilmu yang saling berhubungan dengan kata "Fotografi" dan merupakan tugas seorang Fotografer untuk menghasilkan seni Fotografi yang Ideal.

Semoga bermanfaat.

Share Yuk!

0 komentar: