Wellcome to Billix Studio

Selamat datang di Web Log layanan Edukasi dan Fotografi Kota Cirebon

Billix Studio Conceptual

Melayani Jasa Fotografi Berkonsep dengan Tema Berbeda.

Billix Studio Solution

Memberikan Solusi dan Tanya Jawab seputar Fotografi Kota Cirebon.

Billix Studio Education Learning

Belajar dan berbagi seputar informasi, pembelajaran dan tips fotografi.

Billix Studio Wedding, Event and Documentation Service

Melayani Kebutuhan Jasa Fotografi Wedding, pre Wedding, Event, Liputan dan Dokumentasi.

Saturday 21 September 2013

Tips Persiapan Memotret dari Komunitas Nikon D3100 Indonesia





Ada bebeberapa hal yang harus selalu diperhatikan dan dijadikan sebuah kebiasaan sebelum anda pergi untuk memotret karena dengan dibiasakan disiplin dan tidak ngasal, apa yang ingin anda hasilkan dengan kamera anda tentunya tidak akan ngasal pula bukan?

Berikut ini beberapa tips persiapan apa saja yang mesti kita lakukan sebelum memotret yang saya dapatkan dari Komunitas Nikon D3100 Indonesia yang saat ini cukup memiliki banyak peminat di kalangan kelas Entry Level Kamera DSLR.

Berikut Tips-tips nya :
  1. Pastikan membawa baterai dan MMC cadangan. Apalagi kalau suka merekam video dan NEF shooter.
  2. Pastikan apa yang mau anda hunting sudah anda ketahui sebelumnya dengan melihat-lihat foto yang berkaitan dengan tema hunting agar ide-ide bisa berkembang.
  3. Cukup istirahat karena akan mempengaruhi respon atas moment / pemilihan angle.
  4. Setting kamera yg tidak boleh terlewatkan, WB dan ISO, set sesuai konsep yang ada di pikiran anda. kalau tidak tahu, set WB auto, mode A, ISO set di 100, ISO sensitivity max 3200 untuk tempat agak-agak gelap.
  5. ADL bisa ON/OFF sesuai selera. Fungsi ADL yaitu untuk mencerahkan bagian-bagian yang gelap. Untuk NEF shooter sebaiknya di OFF, karena kurva brightness and contrast gak bisa di set sesuai picture controlnya (Overrided by ADL).
  6. Picture control pada intinya semua oke, dipergunakan sesuai keadaan dan selera. Tapi kalo mau lebih Oke (subyektif), pilih NETRAL naikkan sharpen di angka 5 atau 6, saturasi +1 (pemakai lensa kit 18-55mm).
  7. Maksimalkan fungsi kamera. Misal BUTTON, set sesuai keinginan untuk memudahkan action anda di tempat hunting. Akan merepotkan anda jika di tempat hunting anda masih berkutat dalam mencari setting kamera. Di tempat hunting konsentrasinya adalah set exposure and moment.
  8. AF area mode jangan sampai salah pilih. Nama folder beri sesuai nama yang diinginkan. AF assist matikan jika suasana tempat hunting tidak gelap, hemat batere.
  9. Gunakan metering sesuai penggunaannya. Untuk lebih mengerti, pada menu metering tekan tombol “?” untuk help text atas opsi menu tsb.
  10. Gak usah malu kalo misal anda masih pake mode P atau mode shooting lainnya. Hasil foto bagus tidak selalu dicapai dengan setting M. Setting M hanya untuk memudahkan kendali fotografer atas kamera agar kamera bertindak sesuai keinginan fotografer. Jadi kalo memang anda merasa mode M mempersulit anda ya pakai mode lainnya. D3100 adalah kamera cerdas, gunakan kecerdasannya untuk mempermudah anda.
  11. Selalu siap untuk hal tak terduga, misal hujan, naik perahu, masuk genangan air, jalan kaki jauh, masuk hutan dsb.
  12. Inti dari foto adalah pemilihan setting exposure, perhatikan cahaya yang mengenai obyek, komposisi, moment, konsep dan opini.
  13. Kalau ada yang ditanyakan, silakan …

Friday 6 September 2013

Personal Photo Session at Taman Ade Irma Kota Cirebon





Tanggal 02 September 2013 lalu saya dengan mengatasnamakan Billix Photograph melakukan sesi foto personal (Personal Photo Session) di Sekitaran kota Cirebon yang lokasinya berada di Ext. Taman Ade Irma Kota Cirebon.

Kali itu saya mendapat Client yang bernama Dilla. Sessi pemotretan ini kebetulan dilakukan secara spontan tanpa memikirkan konsepnya terlebih dahulu yang artinya konsep difikirkan saat berada di lokasi shooting dan langsung Eksekusi.

Dan alasan yang saya tulis dalam Diary Fotografi ini yaitu sekedar ingin berbagi informasi mengenai salah satu lokasi hunting yang berada di Kota Cirebon ini.

Lokasi sesi pemotretan personal ini berada di Eks. Taman Ade Irma Kota Cirebon yang dulunya merupakan tempat rekreasi yang berada di dekat pelabuhan / pantai utara kota Cirebon. Namun saat ini Taman Ade Irma sudah tidak berjalan dan hanya terdapat sisa-sisa bangunan saja. Akan tetapi dengan adanya sisa-sisa bangunan dan pepohonan yang cukup rindang, taman ini saya rasa cocok untuk melakukan sesi pemotretan baik personal maupun Pra Wedding atau Couple Photo Session.
Sebelum saya menunjukkan gambaran lokasi pemotretan di Taman Ade Irma, tidak ada salahnya jika saya berbagi sejarah tempat tersesebut. Dan berikut Sejarah Taman Ade Irma :

"Taman Ade Irma Suryani dahulu bernama asli taman Taman Traffic Garden Cirebon. Sejak tahun 1966 berubah menjadi Taman Ade Irma Suryani Nasution. Taman ini merupakan satu-satunya taman rekreasi dan taman bermain di Kota Cirebon.

Taman Ade Irma Suryani terletak berdampingan dengan pelabuhan Cirebon dengan lokasi di pinggir laut pantai utara Cirebon memiliki area + 2,5 Ha. Taman hiburan ini merupakan satu-satunya tempat hiburan dan rekreasi keluarga dekat pantai kota Cirebon yang menyediakan fasilitas permainan anak-anak, kebun binatang, wisata bahari/pantai dan sarana penunjang lainnya, acara rutin pada tiap hari Minggu berupa hiburan acara musik dengan didukung oleh artis-artis yang terkenal termasuk acara dalam bentuk perlombaan bagi anak-anak sekolah menjelang libur."

Nah, itu tadi sedikit sejarah yang saya dapatkan dari salah satu sumber di Internet, dan berikut ini salah satu hasil sesi Pemotretan yang saya dapatkan di Lokasi Taman Ade Irma tanggal 02 September 2013.

Klik gambar untuk melihat ukuran penuh!

Klik gambar untuk melihat ukuran penuh!

Klik gambar untuk melihat ukuran penuh!

Klik gambar untuk melihat ukuran penuh!

Nah, itu dia gambaran hasil foto yang di ambil di salah satu Lokasi yang berada di Kota Cirebon. Semoga informasi yang saya bagikan dalam artikel Diary Photography ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bagi yang menyukai artikel dan bacaan yang ada di Blog ini, jangan lupa Like Fans Page Facebook Billix Photograph di www.facebook.com/billix.photograph yah! Kami juga menerima layanan jasa fotografi bagi yang membutuhkan jasa kami.

Salam.

Tuesday 6 August 2013

Fungsi Toolbox Pada Photoshop CS6





Salah satu kunci untuk mahir menggunakan photoshop adalah mengetahui fungsi-fungsi yang ada dalam photoshop diantaranya adalah tool box atau tool panel. Toolbox adalah sekumpulan alat yang sering digunakan dalam proses editing gambar yang biasanya terletak di samping kiri pada area kerja photoshop.

Berikut ini adalah tampilan dan penjelasan fungsi toolbox pada photoshop CS6. Jika anda menggunakan versi sebelumnya, maka ada beberapa tools yang tidak ada disana. Saya sarankan anda langsung mencobanya saat membaca artikel ini, agar lebih dipahami cara kerja dari setiap tool.

adobe photoshop cs6, belajar photoshop, pengenalan toolbox

Move tool 

move tool, toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6Fungsinya untuk memindah objek baik itu berupa teks maupun gambar. Cara menggunakannya, aktifkan move tool lalu pilih objek yang akan dipindahkan dan seret ke tempat yang diinginkan.

Marquee  Tool

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

Tools ini berguna untuk membuat seleksi, terdiri dari 4 macam, yaitu rectangular marquee tool digunakan untuk membuat area seleksi berupa segi empat dengan sudut 90 derajat, elliptical marquee tool untuk membuat area seleksi berbentuk lingkaran, single row marquee tool untuk membuat area seleksi berbentuk garis horizontal, dan single coloumn marquee tool membuat area seleksi berbentuk garis vertikal.

Lasso tool 

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

Ada 3 pilihan dalam grup lasso tool ini, yaitu :
  • Lasso tool: digunakan untuk membuat area seleksi secara bebas sesuai dengan gerakan mouse. 
  • Polygonal Lasso Tool: digunakan untuk membuat area seleksi berbentuk persegi/garis lurus. 
  • Magnetic Lasso Tool: digunakan untuk membuat area seleksi namun akan secara otomatis dilelengketkan pada batas objek berdasarkan perbedaan warnanya. 

Quick Selection & Magic Wand Tool 

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

Quick selection tool berfungsi untuk membuat seleksi dengan cepat. Magic wand tool berfungsi untuk membuat seleksi pada daerah yang memiliki kesamaan warna namun dapat diatur toleransinya pada options bar.

Croping dan slice tool 

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

Croping tool digunakan untuk memotong area tertentu dari gambar. Ada dua jenis cropping tool yang bisa digunakan yaitu crop tool dan perspektif crop tool. Crop tool untuk memotong secara persegi dan sejajar, sedangkan perspektif crop tool bisa disesuaikan sudutnya, tidak mesti 90 derajat.

Slice tool berfungsi untuk memotong gambar menjadi bagian-bagian kecil untuk disimpan sekaligus sesuai bagian yang kita buat. Slice tool ini memudahkan kita saat ingin memotong bagian-bagian tertentu pada gambar secara bersamaan. Slice tool terdiri dari dua jenis, yaitu slice tool dan slice select tool. Slice tool berfungsi untuk membuat potongan-potongan gambar sedangkan slice select tool berfungsi untuk memilih potongan gambar jika kita masih ingin menggesernya.

Eyedropper Tool 

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

  • Eye dropper tool berguna untuk mengambil sampel warna pada gambar dan menyimpannya di box warna. Kita tinggal mengaktifkan eyedropper lalu klik sampel warna yang akan kita ambil, maka secara otomatis warna akan tersimpan di color box dan siap digunakan. 
  • Ruler tool berguna untuk mengukur objek pada gambar dan menginformasikan berapa jarak/panjang, sudut kemuringannya, posisinya dalam koordinat, dsb. 
  • Note tool digunakan untuk membuat catatan pada gambar.

Brush and patch tool 

toolbox, tool panel, adobe photoshop cs6

Kelompok berikutnya terdiri dari 5 jenis yaitu:
  • Spot healing brush tool, berfungsi untuk menghilangkan bagian tertentu dari gambar dengan cara menyesuaikan warnanya dengan sekitarnya. Cara ini cocok digunakan untuk menghilangkan cacat dari gambar seperti jerawat atau goresan. 
  • Healing brush tool, berfungsi untuk mencloning/menduplikat bagian tertentu sesuai gerakan muse. 
  • Patch tool, berfungsi untuk menggantikan bagian yang diseleksi dengan bagian lain pada gambar yang kita pilih dengan bentuk yang sama persis. Caranya, aktifkan terlebih dahulu patch tool, lalu seleksi objek yang akan diganti, kemudian seret area yang terseleksi ke area dimana area yang akan menggantikannya. 
  • Content aware move tool merupakan fasilitas baru di Photoshop CS6 yang berfungsi untuk memindahkan objek ke bagian lain dan secara otomatis menyesuaikan daerah tersebut dengan objek disekitarnya. 
  • Red eye tool digunakan untuk menghapus warna merah pada mata akibat refleksi cahaya.

Brush & Pencil Tool

brush tool, pencil tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

Brush tool berfungsi untuk membuat sapuan seperti kuas pada gambar. Ada kurang lebih 12 tipe brush pada Photoshop dan masing-masing tipe masih memiliki berbagai jenis yang berbeda baik deri segi bentuk maupun ukurannya.

Pencil tool berfungsi untuk membuat goresan secara bebas seperti sebuah pensil. Pencil tool ini juga memiliki banyak bentuk dan ukuran.

Color replacement tool berfungsi untuk mengecat gambar dengan dengan pola warna tertentu.

Mixer brush toll digunakan untuk membuat sapuan pada gambar yang mengikuti warna gambar dan pola goresan kuas jadi seakan-akan kita sedang menggoreskan kuas pada lukisan yang masih basah.

History Brush Tool

 belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

History brush tool ini digunakan untuk mengembalikan gambar yang sudah di brush ke kondisi awalnya. Fungsinya hampir sama dengan tool untuk menghapus, tapi bukan dihapus menjadi warna background melainkan ke gambar aslinya sebelum di brush.

Sedangkan art history brush fungsinya hampir sama dengan history brush tool namun dengan gaya artistik tertentu.

Stamp Tool

clone stamp tool, pattern stam tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

Clone stamp tool fungsinya untuk melukis sesuai target/objek yang kita tentukan, fungsinya hampir sama dengan healing brush tool namun jika menggunakan stamp, hasil lukisan akan sama persis dengan objek yang ditarget tanpa ada penyesuaian dengan warna disekitarnya.

Pattern stamp tool digunakan untuk melukis dengan pola-pola tertentu.

Gradient & Paint bucket Tool

gradient tool, paint bucket tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

Gradient Tool digunakan untuk memberikan warna pada gambar dengan pola gradasi tipe linier, reflected, angle, atau diamond.

Paint bucket tool befungsi untuk mengisi/mengganti warna objek dengan warna foreground yang sudah ditentukan.

Eraser Tool

background eraser tool, magic eraser tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6
 
Eraser tool berfungsi untuk menghapus objek/gambar dan mengembalikannya ke keadaan semula (background).

Background eraser tool berfungsi untuk menghapus objek/gambar menjadi transparan.
Magic eraser tool berfungsi untuk menghapus objek terntentu yang memiliki warna sama menjadi transparan dengan sekali klik.

Blur, sharpen & smudge Tool

blur tool, sharpen tool, smudge tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

Blur tool digunakan untuk menghaluskan bagian tertentu pada sebuah gambar misalnya bagian tepi gambar atau bagian lain seperti wajah. Tools ini juga biasa gunakan untuk memperkecil/memperhalus bagian pixel yang agak besar.

Sharpen tool berfungsi untuk mempertajam bagian tertentu pasa gambar.

Smudge tool berfungsi untuk memberikan efek sentuhan jari pada cat yang masih basah.

Dodge, Burn & sponge tool

 dodge tool burn tool, sponge tool, belajar potoshop, adobe photoshop, toolbox photoshop cs6

Dodge tool befungsi untuk memberikan efek terang pada sebuah objek/gambar tertentu.

Burn tool berfungsi untuk memberikan efek gelap pada sebuah objek/gambar tertentu.

Sponge tool berfungsi untuk meningkatkan saturation pada objek objek/gambar tertentu.

Type / Text Tool

tools menulis teks, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6
 
Type tool atau text tool ini berguna untuk membuat/memasukkan text atau tulisan ke dalam gambar.
Ada dua tipe yang dapat kita gunakan yaitu Horizontal type tool untuk menulis secara horizontal/mendatar atau Vertical type tool untuk menulis secara vertikal/tegak.
Sedangkan Type Mask tool adalah untuk membuat seleksi berbentuk tulisan yang juga terdiri atas dua yaitu horizontal dan vertikal.

Pen & Point Tool

tool membuat path, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6

Pen Tool berfungsi untuk membuat patch (titik-titik yang nantinya akan membentuk gambar dan  masih bisa dimodifikasi) sebagai alat gambar atau seleksi.
Jika ingin membuat objek menggunakan Pen Tool kita memulai dengan menentukan titik-titiknya terlebih dahulu, makan dengan Freeform Pen Tool kita bisa menggambar secara bebas seperti menggambar menggunakan pensil. Setelah selesai baru kita munculkan pathnya untuk dimodifikasi.
Add Anchor Point Tool digunakan jika kita masih ingin menambahkan titik pada objek yang kita buat. Sedangkan Delete Anchor Point Tool berfungsi untuk menghapus titik pada objek.
Sedangkan Convert Point Tool untuk menyeleksi objek yang kita buat misalnya kita ingin memindahkannya.

Shape Tool

segi empat, rectangle, rounded rectangle, ellips, lingkaran, line, garis, poligon, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6

Shape tool ini digunakan untuk menggambar/menambahkan bentuk-bentuk tertentu seperti segi empat (rectangle), segi empat dengan sudut tumpul (rounded rectangle), lingkaran (ellips), segi enam (polygon), garis (line), atau bentuk bebas (custom).

Path & Direct Selection Tool

mengedit path,adobe photoshop, belajar photoshop, cs6

Tool ini digunakan untuk memilih dan mengedit path yang dinginkan.

Zoom tool

memperbesar, memperkecil, tampilan gamar, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6
 Digunakan untuk memperbesar atau memperkecil tampilan gambar.

Hand & Rotate tool

menggerser, memutar, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6

Hand tool berguna untuk memindahkan /menggeser posisi gambar dalam kanvas.
Rotate tool digunakan untuk memutar jendela gambar secara keseluruhan.

Foreground & background Tool

warna, latar belakang, adobe photoshop, belajar photoshop, cs6
 Ini untuk menentukan warna depan (foreground) dan warna latar belakang (background). Fungsi dari anak panah di bagian atasnya untuk menukarkan warna pada background dan foreground. Sedangkan kotak digabian bawahnya untuk mengembalikan warna ke set awal yaitu hitam dan putih.

Screen Mode

tampilan jendela, standard, full screen, adobe photoshop, photoshop cs6, belajar photoshop
 Tombol ini untuk merubah tampilan jendela dari tampilan standar, full screen dengan menu, atau full screen.

Editing mode

adobe photoshop, belajar photoshop, cs6
Ini adalah tombol untuk menentukan mode untuk mengedit, ada dua mode disini yaitu Stadard mode dan Quick mask mode.

Mengenal Photoshop





Sebelum kita belajar lebih jauh tentang photoshop dan berbagai tekniknya, ada baiknya jika kita mengenal photoshop terlebih dahulu. Karena disini kita benar-benar akan belajar photoshop dari awal, dari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Jadi, anda tidak perlu takut kesulitan meskipun anda sangat pemula dalam hal mengotak-atik foto.

Untuk mengenal photoshop, ada beberapa hal yang perlu kita tau seperti apa itu photoshop, bagaimana sejarahnya, perkembangannya, fitur-fiturnya, dan lain sebagainya.

Apa itu photoshop?

logo adobe photoshop, photoshop, cs5
Photoshop atau Adobe Photoshop merupakan salah satu software editor gambar yang dibuat khusus oleh Adobe System untuk pengeditan foto atau gambar serta memanipulasinya seperti pemberian efek (layer style) yang berbasis bitmap. Itulah sebabnya software ini banyak dimanfaatkan oleh para fotografer digital untuk mengolah hasil karyanya karena foto merupakan salah satu gambar dengan format bitmap. Saat ini Photoshop menduduki peringkat teratas untuk perangkat lunak pengolah foto/gambar bahakan dianggap sebagai "the best product" yang pernah diproduksi Adobe System.

Photoshop memiliki fitur yang banyak dan mudah dipahami, itulah sebabanya software ini lebih familiar dikalangan masyarakat untuk software pengedit foto/gambar. Selain itu, photoshop juga memiliki beberap keunggulan seperti bisa menyimpan hasil editan dalam berbagai format dengan berbagai kualitas beserta resolusi dan ukuran sesuai kebutuhan, bisa menambah fasilitas efek, serta bisa menyimpan hasil dalam berbagai format gambar yang umum digunakan seperti (jpg, png, dll).

Sejarah photoshop

Sejarah photoshop diawali dari seorang mahasiswa PhD di Universitas Michigan, Thomas Knoll, yang membuat sebuah program dengan nama Display yang dapat menampilkan gambar grayscale pada layar monokrom. Berkat program ini, ia kemudian direkomendasikan oleh saudaranya John Knoll untuk mengubahnya menjadi penyunting gambar penuh dan pada tahun 1988 mereka berkolaborasi dan mengganti namanya menjadi ImagePro. Setahun kemudian, Thomas kembali mengubah nama programnya menjadi Photoshop dan mendistribusikan salinan dari program tersebut dengan slide scanner setelah bekerja sama dengan produsen scanner Barneyscan.

sejarah photoshop, adobe photoshop, john knoll, thomas knoll

Selama waktu tersebut, John memberikan demonstrasi program itu kepada insinyur Apple Computer Inc. dan direktur seni di Adobe, Russell Brown. Kedua demonstrasi tersebut berhasil, dan Adobe memutuskan untuk membeli lisensi untuk mendistribusikan pada bulan September 1988 dan pada tahun 1990 Photoshop 1.0 dirilis khusus untuk Macintosh.

Sampai saat ini, photoshop sudah sampai pada versi ke-13 yang dimakan Adobe Photoshop CS6. CS sendiri merupakan singkatan dari “Creative Suite” artinya pada versi ini photoshop sudah diintegrasikan dengan aplikasi creative suite buatan Adobe. Sedangkan kode 6 menandakan ini adalah versi yang ke-6 semenjak photoshop diintegrasikan dengan creative suite untuk pertama kalinya (Adobe Photoshop 8.0 pada tahun 2003). Adobe Photoshop CS6 inilah yang akan saya gunakan dalam blog ini, selain CS6 merupakan versi terakhir dari photoshop, banyak sekali kemudahan dan fitur baru yang diberikan dalam versi ini. Review khusus tentang Adobe Photoshop CS6 akan saya berikan di tulisan yang lainnya. Atau anda bisa berkunjung ke halaman Adobe Photoshop untuk melihat versi rilis terbarunya.

Fitur-fitur Photoshop 

Pada awalnya Photoshop dirancang untuk mengedit gambar dalam bentuk cetakan, namun pada saat ini Photoshop dapat pula digunakan untuk membuat gambar World Wide Web atau biasa disebut Website. Photoshop juga sekarang banyak diintegrasikan dengan Software pengolah media, animasi, dan authoring buatan Adobe lainnya. Format asli dari Photoshop. PSD, dapat pula diekspor ke dan dari Adobe ImageReady. Adobe Illustrator, Adobe Premiere Pro, After Effects dan Adobe Encore DVD untuk membuat DVD profesional, menyediakan penyuntingan gambar non-linear dan fitur special effect seperti latar belakang, tekstur, dan sebagainya untuk keperluan film, televisi, dan situs web. Contohnya Photoshop CS dapat digunakan untuk membuat menu dan tombol (button) DVD.

Format File pada Photoshop

Photoshop dapat digunakan untuk membaca dan menulis gambar dengan format raster dan vektor seperti .png, .gif, .jpeg, dll. Selain itu, Photoshop juga mempunyai beberapa format khas yaitu:
  • PSD (Photoshop Document) adalah format yang menyimpan gambar dalam bentuk layer, termasuk teks, mask, opacity, blend mode, channel warna, channel alpha, clipping paths, dan setting duotone sehingga dimungkinkan untuk mengedit bagian-bagian tertentu dari gambar dengan format ini.
  • PSB, format ini merupakan versi terbaru dari PSD yang didesain untuk file yang berukuran lebih dari 2 GB.
  • PDD, juga merupakan versi lain dari PSD yang dibuat hanya dapat mendukung fitur software PhotshopDeluxe.
Software Photoshop tersedia untuk sitem operasi Microsoft Windows, Mac OS X, dan Mac. Bahkan sejak versi 9 diluncurkan, Photoshop sudah dapat dioperasikan di Linux meskipun masih membutuhkan software tertentu seperti CrossOver.

Monday 5 August 2013

Olah Digital dalam Fotografi Digital





Pada posting kali ini saya akan sedikit membahas tentang Olah Digital dalam Fotografi Digital yang mana adanya posting ini berawal dari banyaknya pertanyaan yang melintas di kepala saya dan mungkin juga di kepala para pembaca sekalian. Beberapa pertanyaan tersebut diantaranya :
  • Pentingkah Olah Digital dalam Fotografi Digital?
  • Perlukan Olah Digital dalam Fotografi Digital?
  • Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital itu seperti apa sih?
  • Lalu Kapan Kita Harus melakukan Olah Digital?
Nah, dari beberapa pertanyaan di atas akan saya bahas satu persatu berdasarkan opini dari saya pribadi yang saya harapkan bisa diambil sisi positifnya dan dikoreksi sisi negatifnya yah! Yuk Kita mulai!

  1. Peranyaan pertama dari beberapa pertanyaan di atas adalah Pentingkah Olah Digital dalam Fotografi Digital? Saya jawab : Penting. Kenapa?
    Oke, sedikit saya akan bercerita berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan "Pada masa lalu di era fotografi analog atau film, setelah selesai memotret, fotografer membawa hasil jepretannya berupa film untuk dicuci dan dicetak di lab foto yang banyak betebaran di berbagai tempat. Selanjutnya fotografer menanti operator lab foto untuk memprosesnya. Setelah di cuci ataupun dicetak, fotografer baru bisa melihat hasilnya dan jika mau diolah misalnya dicetak lebih gelap atau terang, mereka menyerahkannya pada operator lab.

    Kini, proses yang dikerjakan oleh operator lab itu telah bergeser pada sang fotografer sendiri. Setelah selesai menjepret, hasil foto di pindah dari kamera ke komputer dan dapat diperbaiki sendiri dengan software pengolah foto. Baik secara gelap terang, mengubah tone warna, ataupun menghilangkan hal-hal yang tidak disukai yang ada pada sebuah karya foto hingga membuat sebuah karya baru dari gabungan foto yang ada. Lalu setelah diproses, foto bisa di print/cetak melalui printer biasa ataupun dibawa ke tempat cetak foto.

    Mengedit foto selain bertujuan mempercantik objek/model juga membuat kesan berbeda dari apa yang difoto. seperti misalnya membirukan langit, mengubah warna suasana dan sebagainya. Bahkan jika bingung mau dibuat tone seperti apa, hitam putih bisa menjadi pilihan. Ada ribuan bahkan jutaan teknik mengolah foto dan semuanya tergantung dari selera pengolah foto.

    Cara pengolahan tergantung dari masing-masing pengolah, software juga bisa menggunakan berbagai software yang tersedia, baik gratis ataupun berbayar.

    Halalkah mengolah foto seperti ini? Bukankah mengubah sebuah foto hukumnya haram?

    Hey, foto adalah karya seni. Soal halal atau haram tidak ada aturan baku, kecuali untuk fotografi jurnalistik yang olah digitalnya hanya sebatas cropping, mengatur gelap terang, warna dan tidak memperbolehkan untuk menghilangkan satu bagian dari foto.

    Tidak pernah ada larangan ataupun fatwa haram dari pihak manapun (kecuali yang tidak bisa olah digital) untuk mengolah sebuah karya foto dengan maksud membuat foto itu lebih baik.

    Seperti juga melukis, dari fotografi pada era sekarang ini, hasil jepretan kita, bisa kita utak atik menjadi sebuah karya yang mewujudkan sebuah imaginasi kita. Apapun yang ada di imaginasi, bisa kita wujudkan menjadi sebuah karya seni.

    Jangan pernah takut untuk mengolah foto. Kreatiflah dalam mengolah. Coba dan terus coba agar ketrampilan kita dalam mengolah foto semakin terasah. Cari tahu apa yang bisa kita lakukan dengan sebuah foto, bisakah kita membuatnya lebih bagus?

    Seperti kata seorang senior fotografer, Om Arbain Rambey, mengolah digital sebuah karya foto, bagaikan memoles make up pada wajah seorang wanita. Jika wanita itu tidak cantik, maka dia akan menjadi cantik. Jika wanita itu sudah cantik maka dia akan menjadi lebih cantik lagi. Bukan sebuah keharusan, tapi kalau memang bisa membuat foto lebih indah, kenapa ragu untuk melakukannya.

    Penentang olah digital hanyalah membatasi dirinya dari kemajuan teknologi yang sebenarnya akan sangat membantunya dalam mengembangkan bidang kerjanya.

    So, terus belajar, teruslah mengembangkan diri, jangan pernah merasa puas dengan apa yang kamu bisa! Ilmu selalu berkembang dan terus menerus berkembang.

  2. Perlukah Olah Digital dalam Fotografi Digital?
    Saya Jawab : Perlu. Alasannya?
    Penggunaam foto dalam seni fotografi tidak terbatas hanya Jepret lalu disimpan dalam hardisk komputer saja. Fotografi yang ideal harusnya memiliki nilai manfaat dan tidak cuma indah saja. Misalkan contoh sederhananya Saya memotret Hewan yang berarti membuat Fotografi dengan kategori Nature or Wild Life, foto tersebut bisa bermanfaat untuk mengenalkan seperti apa gambaran hewan yang namanya Harimau misalkan saya memotret harimau. Nah olah digital disini artinya bisa saja Croping foto agar tidak banyak objek tidak terpakai yang masuh dalam satu bingkai foto. Bisa juga olah digital itu digunakan saat ingin dibuat ke dalam berbagai media cetak seperti koran, majalah, spanduk, atau mungkin media visual lain seperti Slide Show Presentasi atau Klip Foto. Jadi saya rasa perlu baik sedikit maupun banyak asal tidak terlepas dari tujuan pengolahannya.
  3. Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital itu Seperti apa sih?
    Jawaban saya :
    Jika saya ibaratkan Fotografer itu seorang koki, ia harus bisa memilih bahan untuk membuat makanan yang terbaik, Fotografer harus bisa mendapatkan foto terbaik sebelum diolahnya. Lalu setelahnya, koki harus bisa membuat makanan terbaik dari bahan yang ada, jika ia merasa ragu untuk membuat resep baru dan yakin bahwa dengan bahan yang ada sudah cukup, lebih baik tidak usah diolah daripada hasilnya malah membuat tidak enak. Fotografer harus paham seperti apa ia harus mengolah foto yang ia dapatkan melalui kameranya, ada baiknya saat sesi pemotretan sang fotografer sudah tahu mau diapakan nanti fotonya saat masuk ke ruang olah digital.
    Jadi kesimpulannya, Hubungan Olah Digital dengan Fotografi Digital sama dengan kita hendak menciptakan resep baru dalam sebuah masakan, sang fotografer membuat konsep foto dengan tema baru melalui olah digital jika beberapa hal tidak mungkin diproses langsung di kamera sang fotografer tersebut.

  4. Lalu, kenapa kita harus melakukan Olah Digital?
    Jawaban saya :
    Sensor kamera sebenarnya hanya menangkap spektum cahaya gelap dan terang (Hitam dan Putih) dengan tingkat kepekatan yang berbeda-beda dan cukup luas. Prosesor dalam Kamera Digital SLR memproses Spektrum warna tersebut menjadi beberapa warna yang pada akhirnya tampil sebagai bentuk format Gambar berwarna. Oleh karena kemungkinan hasil yang didapatkan kadang tidak sesuai dengan kondisi sebenaranya sang Fotografer kadang harus melakukan olah digital menggunakan komputer untuk memperbaiki hasil yang dirasa kurang. Sama halnya seperti Operator Lab Foto era-Film / Klise atau Kamera Analog yang memproses Negatif Film menjadi Foto berwarna.
Jadi Kesimpulan yang bisa saya gambarkan dalam Posting berjudul Olah Digital dalam Fotografi Digital adalah, keduanya sama-sama penting dan saling berhubungan. Tentunya dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah satu sama lain seperti Prinsip Fotografi dalam Memotret dan Prinsip Mengolah yang baik dan benar. Keduanya sama-sama ilmu yang saling berhubungan dengan kata "Fotografi" dan merupakan tugas seorang Fotografer untuk menghasilkan seni Fotografi yang Ideal.

Semoga bermanfaat.

Tuesday 30 July 2013

Aksesoris Penting Pendukung Kamera DSLR





Bagi anda seorang fotografer pemilik kamera SLR ataupun DSLR yang serius untuk mendapatkan hasil yang maksimum menggunakan kamera anda, pastinya anda akan memerlukan aksesoris pendukung untuk mendapatkan hasil yang maksimal menggunakan kamera anda. Seiring dengan jam terbang yang meningkat, cepat atau lambat anda akan mulai berpikir untuk menambah aksesoris fotografi untuk melengkapi kamera DSLR dan lensa anda.

Untuk menyeimbangkan isi dompet, anda perlu untuk membuat prioritas belanja aksesoris. Jadi, sebenarnya aksesoris fotografi apa saja sih yang paling berguna bagi pemilik DSLR? berikut berikut aksesoris yang saya rasa anda perlukan :
  1. Tas Kamera
    Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera, lensa yang kita miliki serta beberapa aksesoris yang kita perlukan selama bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.
  2. Kit Pembersih
    Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda melindungi lensa dengan filter UV, biasanya untuk lensa cukup gunakan blower dan Kit pembersih yang bisa dibeli di toko-toko kamera.
    Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor.
  3. Tripod
    Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang tajam saat mengambil long eksposur / long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh.
    Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup gampang di perpanjang dan diperpendek, memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel.
  4. Flash Eksternal
    Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan dengan anda saat menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah.
    Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan cerah dibandingkan dengan menggunakan flash bawaan.
  5. Filter
    Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli, diantaranya :
    • Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini relatif murah sehingga anda akan "ikhlas" menjadikannya sebagai bemper yang dipasang didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
    • Filter Polarisasi atau CPL – mengubah langit sehingga terlihat lebih "dalam", menghilangkan refleksi di air (atau kaca) dan agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya, filter ini ibarat kacamata hitam bagi lensa anda.
    • Filter ND (Neutral Density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa dikurangi. Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan tanah.
  6. Shutter Release
    Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan : kabel dan wireless.
  7. Verikal Grip (VG)
    Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan vertikal dari sananya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat  memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret.
Semoga bermanfaat.

Sunday 28 July 2013

Mengenal Macam dan Jenis-jenis Fotografi





Sebelum kita membahas banyak tips dan trik dalam membuat karya fotografi ada baiknya jika saya sedikit berbagi tentang macam dan jenis-jenis fotografi yang saya ketahui.

Fotografi memiliki ruang lingkup yang sangat luas, oleh karenanya sangat disayangkan jika kita yang bergerak di bidang fotografi hanya membatasi diri terhadap beberapa jenis kategori saja.

Macam dan Jenis-jenis fotografi yang saya tulis dalam posting saya kali ini hanya menjelaskan pengelompokan secara garis besar, yang akan membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya fotografi.
Beberapa macam dan jenis-jenis fotografi tersebut diantaranya :
FOTO MANUSIA
Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :
  1. Portrait - Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.
  2. Human Interest - Human Interest dalam karya fotografi adalah foto yang menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut. 
  3. Stage Photography - Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan. 
  4. Sport - Sport atau foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik
FOTO NATURE
Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain. Beberapa kategoti yang termasuk kedalam foto Nature diantaranya :
  1. Foto Flora - Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.
  2. Foto Fauna - Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
  3. Foto Lanskap - Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap
FOTO ARSITEKTUR
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.

FOTO STILL LIFE
Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.

FOTO JURNALISTIK
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

    Saturday 27 July 2013

    Menciptakan Karya Fotografi Bernilai





    Setiap orang mungkin bisa menggunakan kamera, menekan tombok Shutter dan menghasilkan foto yang "BAGUS" sesuai dengan kemampuan kamera jika di set secara Otomatis. Itu artinya bagus tidaknya hasil gambar ditentukan kamera? Saya rasa tidak.

    Bagus belum tentu bernilai tetapi sesuatu yang bernilai bisa dikatakan bagus. Lalu seperti apakah fotografi yang memiliki nilai seni ataupun nilai jual tersebut?

    Berikut saya gambarkan beberapa alasan mengapa sebuah Seni Fotografi ada yang bernilai Jutaan hingga Ratusan Juta Rupiah.

    Alasan-alasan tersebut diantaranya :
    1. Proses yang Sulit. Fotografi yang memiliki nilai jual yang tinggi biasanya memiliki proses yang tidak mudah untuk dibuat.
    2. Adanya Suatu Kerjasama. Kerjasama beberapa pihak seperti si Fotografer, Talent (Subjek yang akan di foto) serta beberapa tim pendukung dapat berpengaruh terhadap hasil yang nantinya bisa menjadi karya yang memiliki nilai jual yang tinggi, tentu saja harus memiliki perbedaan kepada hal yang tidak bisa dibuat oleh perorangan.
    3. Ide dan Kreatifitas yang Berbeda. Ide berupa konsep yang berbeda dan sulit untuk ditiru bisa berpengaruh terhadap hasil dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip seni Fotografi. Seperti halnya sesuatu yang langka akan bernilai mahal dibandingkan dengan hal-hal yang mudah untuk di dapatkan.
    4. Momentum. Pemilihan waktu yang tepat dan keterbatasan waktu bisa menjadi salah satu alasan sebuah seni fotografi memiliki nilai yang tinggi pula. Seperti halnya kejadian yang tidak bisa diulang dua kali. Ada hubungannya dengan pepatah "Hal yang paling berharga adalah waktu yang telah lewat. Kita tidak akan bisa membelinya kembali."
    5. Perlengkapan yang tidak sedikit. Memang bukan sebuah patokan utama bahwa mahalnya alat menjadi alasan hasil foto memiliki nilai jual yang tinggi, namun jika sebuah seni itu hanya bisa diciptakan oleh peralatan yang mahal bisa jadi menghasilkan karya seni yang mahal pula. Dengan catatan bahwa karya tersebut tidak bisa dibuat oleh alat yang biasa-biasa saja atau empat point di atas sudah dilewati.
    6. Kemasan. Foto yang bernilai jual tinggi biasanya dikemas dengan sangat apik. Kemasan tersebut bisa berarti layanan saat proses sampai dengan bisa dinikmati oleh mata yang terpajang dalam sebuah album atau bingkai yang tentu saja memiliki nilai seni.
    Nah itu tadi beberapa dari mungkin banyak alasan mengapa sebuah karya fotografi bisa termasuk ke dalam katergori karya seni bernilai jual.

    Semoga dapat menginspirasi kita semua.
    Salam.

    Friday 26 July 2013

    Memahami Bagaimana Sensitifitas ISO Bekerja





    ISO merupakan 1 dari 3 bagian penting pada Segitiga Exposure, pada artikel sebelumnya saya sudah sedikit membahas tentang ISO dan pada artikel ini mungkin akan sedikit saya tambahan untuk lebih memperluas pengetahuan kita di dunia fotografi.

    1. Sensitivitas ISO
    ISO sebenarnya merupakan singkatan, yang merupakan singkatan dari International Standards Organization, dan rating ISO bersama dengan kecepatan rana dan pengaturan aperture adalah tiga unsur yang menentukan eksposur akhir gambar fotografi. Rating ISO, yang berkisar di nilai 25-6400 (atau dibawah), menunjukkan kepekaan cahaya tertentu. Semakin rendah angkanya, semakin kurang sensitif terhadap cahaya stok film atau sensor gambar. Sebaliknya, jumlah yang lebih tinggi menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap cahaya, sehingga memungkinkan bahwa film atau sensor gambar untuk bekerja lebih baik dalam kondisi cahaya rendah.

    2. Sensitivitas ISO dan Noise pada Foto

    Dalam dunia fotografi analog atau film, ISO atau ASA dapat diartikan sebagai seberapa sensitifnya sebuah film pada cahaya. Ukuran yang digunakan menggunakan angka, dan pada saat itu terbatas pada 100, 200, 400, 800, 1600 dan 3200. Semakin rendah angka yang teretera pada film itu, berarti semakin rendah tingkat sensitifitasnya terhadap cahaya. Dengan kata lain, ISO dengan angka rendah hanya bisa digunakan pada tingkat cahaya yang tinggi. Akan tetapi, ISO dengan angka rendah mempunyai kelebihan memiliki tingkat grain atau noise yang sangat halus.

    Pada zaman fotografi digital, ISO mengukur sensitifitas dari sensor kamera, dan selebihnya menggunakan prinsip yang sama dengan fotografi analog, bahwa semakin rendah angka ISO semakin rendah sensitifitasnya dan semakin halus grain yang dihasilkan.


    3. Kecepatan ISO dan Motion Blur

    Untuk menghasilkan gambar yang sama-sama terang dengan ISO yang berbeda membutuhkan waktu merekam gambar yang berbeda, misalkan saya menggunakan ISO 400 membutuhkan kecepatan 1/100 Shutter Speed untuk menghasilkan gambar yang cukup cerah, jika saya ingin menghasilkan gambar yang sedikit Noise (bintik-bintik dalam gambar) dengan menggunakan ISO 100 berarti saya juga harus menurunkan kecepatan merekam cahayanya dan bisa jadi menggunakan kecepatan 1/25 dengan resiko menghasilkan gambar Motion Blur / Goyang / Shaking jika Subjek yang kita foto bergerak atau tidak diam.

    4. Kecepatan ISO dan Ukuran Gambar Sensor
    Kamera yang memiliki sensor Full Frame atau lebih besar memiliki lebih banyak partikel peka cahaya yang berarti memiliki kemampuan untuk menghasilkan gambar lebih cerah untuk pengambilan gambar dengan waktu yang sama jika dibandingkan dengan kamera yang memiliki ukuran sensor lebih kecil.
    5. Kualitas Gambar dan Sensitivitas ISO

    Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan No. 2 di atas bahwa bila kita ingin menghasilkan gambar dengan kualitas grain / noise yang halus, kita harus menggunakan ISO sekecil-kecilnya, dalam hal ini 100, akan tetapi kita pun harus memperhatikan situasi pencahayaan disekitar kita, karena ISO 100 membutuhkan cahaya yang cukup terang. Dengan demikian penggunaan ISO sangat bergantung pada kondisi pencahayaan, serta shutter speed yang akan kita gunakan. Disaat kita mempunyai kendali penuh terhadap kamera yang akan kita gunakan, maka pemilihan ISO akan sangat berpengaruh terhadap shutter speed yang sudah saya bahas sebelumnya dan apperture yang akan saya bahas kemudian. Pengaturan ketiganya harus diselaraskan untuk mendapatkan exposure yang tepat.

    Pada saat akan memilih ISO yang digunakan, ada baiknya kita tanyakan dulu pada diri kita sendiri :
    1. Apakah subyek yang akan kita ambil cukup cahaya?
    2. Apakah gambar yang kita inginkan mempunyai grain halus atau kasar?
    Jadi pada saat kondisi pencahayaan tidak memungkinkan kita untuk menggunakan ISO rendah, kita harus menaikkan ISO pada tingkat yang memungkinkan kita untuk mengambil gambar. Akan tetapi resiko yang harus kita terima adalah, tingkat kehalusan gambar akan berkurang, atau akan timbul grain atau noise pada gambar yang dihasilkan.

    Tuesday 23 July 2013

    Memahami White Balance dalam Fotografi Digital





    White Balance (WB) merupakan salah satu pengaturan yang paling penting dalam sebuah Kamera Digital. Saya gambarkan ilustrasinya sebagai berikut : "Saya ingin memotret ombak di laut yang menghantam pantai dengan latar belakang langit mendung". Hal yang sangat menarik memang jika dibayangkan. Namun jika anda tidak menggunakan pengaturan White Balance (WB) yang benar pada Kamera Digital anda, anda mungkin akan mendapatkan hasil gambar yang berbeda dengan watna yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan gambar yang indah dan sesuai dengan kondisi sebenarnya, anda harus belajar secara efektif cara mengatur White Balance kamera digital anda.

    Beberapa hal yang perlu diketahui bagi anda untuk mengatur White Balance kamera digital anda diantaranya :

    1. Color Temperature (Temperatur Warna)
    Perhatikan gambar di bawah ini :
    Color Temperature White Balance Digital Camera
    Untuk memahami konsep White Balance, terlebih dahulu Anda harus memahami konsep temperatur warna. Suhu warna merupakan karakteristik dari cahaya yang dihasilkan (terlihat). Pada kamera digital tersedia metode yang menggambarkan karakteristik tersebut dan diukur/ dinyatakan dalam satuan Kelvin (K). Cahaya yang memiliki temperatur warnalebih tinggi akan memiliki lebih banyak cahaya biru atau nilai Kelvin lebih besar dibandingkan dengan cahaya rendah yang memiliki nilai Kelvin kecil. Tabel di atas menunjukkan suhu warna yang berasal dari berbagai sumber cahaya.

    2. Apa pengaruh sumber cahaya pada pengaturan White Balance terhadap hasil?
    Perhatikan kembali gambar di bawah ini :
    Perbandingan Hasil White Balance
    Jika anda perhatikan gambar di atas terdapat 3 perbandingan hasil berbeda berdasarkan sumber cahaya yang ada. Hal ini terjadi karena sumber cahaya memiliki temperatur yang berbeda. Pada foto yang diambil di bawah matahari pada siang hari seluruh spektrum cahaya akan membentuk warna putih (sindar matahari). Dalam kondisi seperti ini warna pada foto yang dihasilkan cenderung akan mendekati warna aslinya. Sebuah gambar yang diambil di bawah lampu pijar (tungsten) tanpa disesuaikan White Balance nya akan menhasilkan warna Orange kusam karena pembiasan cahaya. Demikian pula, gambar yang diambil di bawah lampu neon menghasilkan warna cerah kebiruan. Namun, anda mungkin akan mengubah warna sesuai yang diinginkan asalkan anda memahami benar pengaturan White Balance yang ada pada kamera digital anda.

    3. Mengapa perlu mengatur White Balance?
    Karena sumber cahaya yang berbeda memiliki warna yang berbeda, gambar yang diambil dengan pengaturan White Balance perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan kondisi yang sesuai aslinya. Meskipun mata manusia secara otomatis menyesuaikan diri dengan sumber cahaya dan suhu yang berbeda tidak halnya pada kamera digital. Kamera perlu disesuiakan untuk menghasilkan reproduksi warna yang akurat.

    4. Setelen Pengaturan White Balance
    Pengaturan White Balance
    Di bawah ini terdapat beberapa pengaturan White Balance yang terdapat kamera digital pada umumnya. Pengaturan White Balance pada umumnya tersebut diantaranya adalah :

    Auto - Setelan Otomatis membantu anda dalam menyesuaikan White Balance secara Otomatis sesuai dengan kondisi pencahayaan yang berbeda, tetapi Anda juga dapat mencoba mode lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Tungsten - Mode ini digunakan untuk cahaya di bawah bohlam kecil seperti tungsten, dan sering digunakan saat pengambilan gambar dalam ruangan.

    Fluorescent - Mode ini digunakan untuk mendapatkan gambar lebih cerah dan hangat sementara mengkompensasi teduhnya cahaya neon.

    Daylight - Mode ini dapat digunakan untuk memotret di luar ruangan atau berada di bawah cahata matahari / pengaturan cahaya normal.

    Cloudy / Berawan - Mode ini sangat ideal saat pemotretan pada hari berawan. memungkinkan Anda untuk menangkap gambar yang lebih baik.

    Flash - Mode lampu kilat diperlukan bila ada pencahayaan memadai yang tersedia seperti lampu Flash. Mode ini membantu memilih White Balance tepat di bawah kondisi cahaya rendah.

    Shade - Pada lokasi pemotretan yang sumber cahayanya terhalang sebuah objek sehingga menghasilkan bayangan yang mengenai subjek umumnya menghasilkan suhu dingin atau gambar kebiruan, maka pengaturan White Balance ini Anda perlukan untuk menghangatkan lingkungan saat pemotretan dibawah objek yang menghalangi sumber cahaya.

    5. Manual White Balance
    Anda juga dapat menyesuaikan kamera digital Anda secara manual dengan menetapkan objek putih seperti kertas putih polos sebagai titik acuan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kamera membaca titik objek putih. Hal ini sangat dianjurkan untuk mengatur white balance sebelum pemotretan untuk mengimbangi kondisi pencahayaan berubah.

    Kesimpulan
    Beberapa orang mungkin menganggapnya amatir untuk jika masih menggunakan pengaturan Autopadahal mungkin ada saat-saat ketika kita terburu-buru dan tidak dapat menyesuaikan segala sesuatu secara manual. Tetapi ingat bahwa pengaturan Auto harus bisa kita jadikan patokan untuk menentukan tingkat lanjutnya agar kita lebih bisa mengeksplor terhadap hasil yang diinginkan menggunakan pengaturan manual.

    Semoga bermanfaat.

    Sunday 21 July 2013

    Pengukuran Cahaya (Metering Modes)





    Salah satu hal yang perlu dipahami bagi para pemula di dunia fotografi namun akan selalu berguna sampai anda menjadi seorang fotografer profesional adalah Mengukur Cahaya (Metering).

    Apa sih yang dinamakan metering? Untuk apa kita melakukan metering?

    Metering atau pengukuran cahaya berguna sebagai langkah pertama sebelum akhirnya kita menentukan Exposure yang tepat untuk melakukan pemotretan. Pada kamera DSLR biasanya terdapat Light Meter (Pengukur Cahaya) yang terdapat di dalamnya.

    Light meter di dalam kamera DSLR akan memberikan informasi gambaran kecerahan dan kekuatan cahaya yang dilihat oleh kamera menampilkan informasi yang didapatnya dan kemudian kita sebagai seorang fotografer menentukan Exposure yang tepat untuk melakukan pemotretan. Sebagai contohnya akan saya jelaskan melalui gambar di bawah ini :

    Light Meter Indikator Kamera DSLR
    Gambar di atas adalah ilustrasi Light Meter yang umumnya terdapat di Kamera DSLR. Pada kamera DSLR semi-Pro dan Professional biasanya terdapat pada bagian atas kamera yang juga ditampilkan dan terlihat saat kita melihat objek melalui Viewfender. Pada seri DSLR pemula biasanya terdapat pada layar LCD dan juga terdapat pada Viewfender saat melakukan pemotretan.

    Jika diperhatikan pada gambar di atas terdapat nilai 0 sebagai angka tengah kemudian -2 dan +2 yang mana hal tersebut berarti Light setiap batasan tersebut menggambarkan tingkat kecerahan cahaya yang dapat ditangkap oleh kamera DSLR anda.

    Sebagai contoh lagi saya akan menjelaskan sebagai berikut :
    Saat kita hendak melakukan pemotretan di sore hari di luar ruangan dengan kondisi cahaya terang ataupun gelap kita perlu menentukan Exposure yang tepat untuk melakukan pemotretan berdasarkan ukuran yang diterima kamera DSLR anda.

    Misalkan saya akan memotret dan menentukan ISO 100, Speed Shutter 1/125 dan Apperture f/8.5 untuk melakukan pemotretan, kemudian saat saya membidikkan kamera terhadap objek Light Meter menunjukkan pada angka di bawah 0 (Nol) artinya kamera akan mendapatkan gambar yang cenderung gelap tidak seperti yang dilihat oleh mata kita yang berarti kita harus mengatur ulang Exposure yang tepat agar gambar yang dihasilkan cerah sesuai kondisi sebenarnya. Kemudian saya merubah setingan dengan ISO 400, Speed 1/125 dan Apperture tetap di angka f/8.5 setelahnya Light Meter baru menunjukkan ukuran kecerahan tepat di Angka 0 (Nol) maka bisa dikatakan bahwa kamera menganggap bahwa cahaya yang diteruma kamera tersebut cukup cerah untuk kemudian kita kunci Exposurenya dan melakukan pengambilan gambar.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran cahaya atau biasa disebut Metering sangat penting bagi kita untuk menentukan Exposure yang tepat saat melakukan pemotretan. Saya contohkan kembali dengan kasus yang masih bergubungan dengan hal di atas.

    Jika saya memilih untuk tetap menggunakan ISO 100 karena mengharapkan hasil yang tidak Noise (berbintik) saya mengganti settingan pada yang lainnya misalkan Shutter Speed saya turunkan menjadi 1/25 sehingga sedikit lebih lambat namun akhirnya memberikan waktu lebih banyak untuk kamera menangkap cahaya. Light Meter pun akan memberikan informasi angka yang tepat terhadap apa yang diterimanya atas settingan Exposure yang kita atur sebelumnya.

    Kesimpulan kedua bahwa fungsi Metering pada Kamera DSLR membantu kita menentukan Exposure yang tepat sebelum melakukan pengambilan gambar. Namun perlu diketahui bahwa Metering memiliki beberapa jenis Metering (Metering Modes) yang perlu kita ketahui pula diantaranya :

    Center Weighted Metering
    Dalam mode ini, kamera mengukur cahaya informasi yang berasal dari tengah jendela bidik (juga menyerap data gambar dari sisa frame, tetapi komputer memberikan bahwa cahaya kurang penting). Pengaturan ini menyebabkan kamera untuk fokus pada subjek di tengah frame dan tidak terlalu dipengaruhi oleh latar belakang terlalu gelap atau terang atau sisi frame. Pengaturan ini sangat ideal untuk saat subjek berada di tengah frame, misalnya, potret, kucing tidur Anda, atau lampu rusak Anda setelah kecelakaan.

    Spot Metering Mode
    Ketika Anda melihat membidik objek melalui viewfender kamera DSLR biasanya ada serangkaian titik fokus didalamnya, jika anda memilih satu titik fokus untuk menentukan patokan Exposur utama sebuah objek, "Spot Metering Mode" bisa menjadi pilihan untuk digunakan dalam pengukuran cahaya. Pengaturan ini sangat ideal untuk digunakan pada objek kecil dalam bingkai atau pencahayaan yang mana objek latar belakang bersaing dengan subjek utama dan jika anda perlu untuk membidik pada apa yang telah dilihat mata Anda. Spot Metering mode layak untuk dijadikan patokan menentukan nilai Exposure berdasarkan ukuran objek yang kecil.

    Partial Metering Mode
    Partial metering mode hampir sama dengan Spot metering mode dimana pengukuran cahaya ditentukan berdasarkan satu titik pusat namun pada mode ini pengukuran cahaya sedikit diperluas dengan patokan titik pusat di tengah. Pada mode ini sangat ideal digunakan untuk memotret objek yang membelakangi cahaya dan sebagiannya besar objek menutupi background.

    Multi Zone Metering Mode
    Multi Zone Meterning Mode (juga disebut Matrix, evaluatif metering) adalah pengaturan default generik di mana meteran TTL mengukur cahaya dari semua titik frame yang kemudian kamera akan membuat perkiraan Nilai Exposure yang tepat sebelum anda melakukan eksekusi. Efektivitas dari matriks tersebut memiliki banyak hubungannya dengan komputer internal dan berapa banyak poin matriks yang hadir (misalnya 6-point atau 9-point matriks). Pengaturan dasar ini yang paling sering digunakan dalam situasi pada pencahayaan yang paling seragam / seimbang - seperti landscape - dan tidak ada highlights berlebihan atau bayangan gelap yang bisa "menipu" sensor.

    Semoga bermanfaat.

    Wednesday 17 July 2013

    Memahami Mode Pengambilan Gambar pada Kamera DSLR





    Saat anda memilih untuk membeli kamera DSLR anda akan mendapatkan beberapa fitur otomatis yang perlu anda ketahui setiap fungsinya sebelum anda mencoba mengembangkan diri dengan mode lanjutan (Manual Mode). Hal ini berguna ketika anda baru memulai atau memerlukan pilihan pengaturan cepat agar tidak kehilangan moment dan juga bisa sebagai perbandingan hasil yang nantinya bisa anda lakukan dengan pengaturan Manual Mode.

    Beberapa fitur otomatis yang umumnya terdapat di Kamera DSLR merek apapun yang akan coba saya jelaskan diantaranya adalah :

    Auto Mode
    1/640 - f/5.6 - 100 - Flash: Off
    Pada Auto Mode (Mode Otomatis) kamera akan menentukan sendiri Exposure yang digunakan sesuai kondisi yang diterma sensor melalui light meter (metering) kamera secara otomatis. Kamera akan menentukan Exposure (ISO, Apertur, Shutter Speed) untuk hasil terbaik menurut kamera dan bukan sesuai keinginan sang fotografer atau anda sebagai pemegang kamera tersebut. Untuk fotografer lanjutan dan profesional mode ini jarang digunakan kecuali ia hanya memiliki waktu yang singkat untuk menentukan Exposure yang tepat untuk menghasilkan gambar yang di dapat.

    Portrait Mode
    1/200 - f/4 - 200 - Flash: On
    Pada mode ini kamera akan berfikir dan menentukan objek yang berada paling dekat dengan kamera, menentukan kedalaman terbaik menjaga subjek manusia tetap fokus tetapi latar belakang kabur (blur). Jika kamera menganggap kondisi cahaya terhadap objek gelap, flash akan secara otomatis muncul. Flash juga kadang muncul walau dalam kondisi cerah, saat matahari berada dibelakang objek dan menimbulkan bayangan keras (gelap). Mode portrait juga umumnya merupakan mode otomatis terbaik untuk memotret objek / subjek manusia.

    Macro Mode
    1/200 - f/3.2 - 100 - Flash: On
    Mode Makro sangat berguna untuk mengambil foto dengan ukuran kecil. Tapi ingat bahwa mode makro tidak akan memberikan hasil terbaik jika anda tidak menggunakan lensa khusus Macro, untuk ini Anda akan memerlukan lensa makro. Mode makro terbaik akan bekerja dalam kondisi terang dan akan memilih kedalaman sempit untuk fokus terhadap subjek. Oleh karena itu, jika cahaya rendah, tripod sangat di rekomendasikan. Anda juga harus berhati-hati memilih titik fokus subjek dikarenakan sempitnya ruang fokus pada mode ini.

    Landscape Mode
    1/100 - f/16 - 100 - Flash: Off
    Pada mode Landscape, kamera akan menggunakan Apperture kecil ( f / Number Besar ) untuk menciptakan kedalaman fokus yang luas baik latar belakang (background) maupun objek yang ada di depan. Landscape mode sangat baik jika digunakan pada lensa lebar / Wide Lens.






    Sports Mode
    1/750 - f/9.5 - 200 - Flash: Off
    Karena olahraga adalah kegiatan cepat, Mode  akan memberikan kecepatan rana tinggi setidaknya 1/500 - 1/1000 detik. Dengan kecepatan rana tinggi ini sangat berguna untuk membekukan gerakan, dan itu berarti flash biasanya tidak diperlukan - mode ini dapat memberikan hasil terbaik saat cerah. Mode olahraga dapat bekerja dengan baik untuk mode pemotretan terus menerus (Continuous Shooting), di mana gambar diambil berurutan yang menghasilkan banyak gambar selama tombol rana tidak dilepas saat memotret.

    Night Portrait Mode
    1/5 - f/4 - 320 - Flash: On
    Pada mode ini, kamera akan mencoba untuk menyeimbangkan kegelapan latar belakang dengan kebutuhan cahaya untuk menerangi subjek di latar depan. Aperture akan terbuka cukup lebar untuk memungkinkan cahaya cukup dalam untuk menangkap latar belakang dan menjaga subjek tetap fokus, dan pada saat yang sama flash diperlukan untuk menerangi subejek dan menghindari blur. Kadang-kadang modus potret malam akan muncul lebih dari satu kali, menciptakan eksposur ganda yang tidak biasa terlihat.

    Advanced Camera Modes
    Pada kebanyakan kamera DSLR, akan terdapat mode lanjutan - M (Manual), AV (Aperture-Priority), TV atau S (Shutter-Priority) dan P (Programmed Auto). Manual memungkinkan fotografer untuk mengubah setiap pengaturan tunggal, Aperture-Priority memungkinkan fotografer untuk menetapkan nilai aperture dan kamera akan secara otomatis mengatur kecepatan rana yang tepat, TV memungkinkan fotografer memilih kecepatan rana pertama (misalnya ketika memotret olahraga) dan kamera secara otomatis mengatur aperture yang tepat. Sedangkan mode P-Program ini mirip dengan mode Auto - pengaturan shutter dan aperture ditentukan oleh kamera, tapi fotografer dapat menyesuaikan penembakan dan fungsi gambar rekaman / batas maksimal Auto Mode nya.

    Kesimpulan :
    Beberapa orang mungkin akan menganggap amatir saat seorang fotografer masih menggunakan mode Otomatis. Padahal mungkin ada saat-saat ketika kita berada pada waktu yang tidak memungkinkan untuk mengatur kamera secara Manual diakrenakan terburu-buru dan memiliki waktu yang singkat. Dan ingat pula bahwa menggunakan mode Otomatis ini akan mengajarkan Anda tentang fotografi dan pengaturan yang ideal untuk kondisi yang berbeda. Jika ragu, Anda dapat menggunakan mode Otomatis, kemudian barulah disesuaikan secara manual. Pengaturan otomatis yang ada untuk digunakan harusnya dapat dijadikan patokan terbaik untuk menentukan langkan anda dalam menentukan Exposur yang tepat sebagai seorang Fotografer tentunya.