Friday 26 July 2013

Memahami Bagaimana Sensitifitas ISO Bekerja





ISO merupakan 1 dari 3 bagian penting pada Segitiga Exposure, pada artikel sebelumnya saya sudah sedikit membahas tentang ISO dan pada artikel ini mungkin akan sedikit saya tambahan untuk lebih memperluas pengetahuan kita di dunia fotografi.

1. Sensitivitas ISO
ISO sebenarnya merupakan singkatan, yang merupakan singkatan dari International Standards Organization, dan rating ISO bersama dengan kecepatan rana dan pengaturan aperture adalah tiga unsur yang menentukan eksposur akhir gambar fotografi. Rating ISO, yang berkisar di nilai 25-6400 (atau dibawah), menunjukkan kepekaan cahaya tertentu. Semakin rendah angkanya, semakin kurang sensitif terhadap cahaya stok film atau sensor gambar. Sebaliknya, jumlah yang lebih tinggi menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap cahaya, sehingga memungkinkan bahwa film atau sensor gambar untuk bekerja lebih baik dalam kondisi cahaya rendah.

2. Sensitivitas ISO dan Noise pada Foto

Dalam dunia fotografi analog atau film, ISO atau ASA dapat diartikan sebagai seberapa sensitifnya sebuah film pada cahaya. Ukuran yang digunakan menggunakan angka, dan pada saat itu terbatas pada 100, 200, 400, 800, 1600 dan 3200. Semakin rendah angka yang teretera pada film itu, berarti semakin rendah tingkat sensitifitasnya terhadap cahaya. Dengan kata lain, ISO dengan angka rendah hanya bisa digunakan pada tingkat cahaya yang tinggi. Akan tetapi, ISO dengan angka rendah mempunyai kelebihan memiliki tingkat grain atau noise yang sangat halus.

Pada zaman fotografi digital, ISO mengukur sensitifitas dari sensor kamera, dan selebihnya menggunakan prinsip yang sama dengan fotografi analog, bahwa semakin rendah angka ISO semakin rendah sensitifitasnya dan semakin halus grain yang dihasilkan.


3. Kecepatan ISO dan Motion Blur

Untuk menghasilkan gambar yang sama-sama terang dengan ISO yang berbeda membutuhkan waktu merekam gambar yang berbeda, misalkan saya menggunakan ISO 400 membutuhkan kecepatan 1/100 Shutter Speed untuk menghasilkan gambar yang cukup cerah, jika saya ingin menghasilkan gambar yang sedikit Noise (bintik-bintik dalam gambar) dengan menggunakan ISO 100 berarti saya juga harus menurunkan kecepatan merekam cahayanya dan bisa jadi menggunakan kecepatan 1/25 dengan resiko menghasilkan gambar Motion Blur / Goyang / Shaking jika Subjek yang kita foto bergerak atau tidak diam.

4. Kecepatan ISO dan Ukuran Gambar Sensor
Kamera yang memiliki sensor Full Frame atau lebih besar memiliki lebih banyak partikel peka cahaya yang berarti memiliki kemampuan untuk menghasilkan gambar lebih cerah untuk pengambilan gambar dengan waktu yang sama jika dibandingkan dengan kamera yang memiliki ukuran sensor lebih kecil.
5. Kualitas Gambar dan Sensitivitas ISO

Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan No. 2 di atas bahwa bila kita ingin menghasilkan gambar dengan kualitas grain / noise yang halus, kita harus menggunakan ISO sekecil-kecilnya, dalam hal ini 100, akan tetapi kita pun harus memperhatikan situasi pencahayaan disekitar kita, karena ISO 100 membutuhkan cahaya yang cukup terang. Dengan demikian penggunaan ISO sangat bergantung pada kondisi pencahayaan, serta shutter speed yang akan kita gunakan. Disaat kita mempunyai kendali penuh terhadap kamera yang akan kita gunakan, maka pemilihan ISO akan sangat berpengaruh terhadap shutter speed yang sudah saya bahas sebelumnya dan apperture yang akan saya bahas kemudian. Pengaturan ketiganya harus diselaraskan untuk mendapatkan exposure yang tepat.

Pada saat akan memilih ISO yang digunakan, ada baiknya kita tanyakan dulu pada diri kita sendiri :
  1. Apakah subyek yang akan kita ambil cukup cahaya?
  2. Apakah gambar yang kita inginkan mempunyai grain halus atau kasar?
Jadi pada saat kondisi pencahayaan tidak memungkinkan kita untuk menggunakan ISO rendah, kita harus menaikkan ISO pada tingkat yang memungkinkan kita untuk mengambil gambar. Akan tetapi resiko yang harus kita terima adalah, tingkat kehalusan gambar akan berkurang, atau akan timbul grain atau noise pada gambar yang dihasilkan.

Share Yuk!

0 komentar: