Pada tanggal 05 Mei 2014 saya mendapat kesempatan untuk memotret di acara yang menurut saya cukup luar biasa. Acara tersebut berjudul Thearical Dramatic Sunan Gunung Jati and Princes Lie Ong Tien on Cultural Evening di Keraton Kacirebonan Kota Cirebon. Acari ini merupan salah satu acara terbesar pagelaran seni kebudayaan yang ada di Kota Cirebon. Cirebon yang masih kental dengan adat serta budaya seninya dalam acara ini mengingatkan serta menceritakan kembali salah satu bagian dari sejarah Kota Cirebon itu sendiri. Sejarah tentang salah satu Sunan yang termasuk ke dalam Wali Songo (Sembilan Wali) yaitu Sunan Gunung Jati, yang sempat memiliki cerita perjalanan spiritual dan bertemu dengan putri Lie Ong Tien dari Cina. Pertemuan yang pada akhirnya sedikit banyak merubahan tatanan dan kebudayaan yang berada di Kota Cirebon. Pada postingan ini, saya akan berbagi foto-foto hasil liputan saya di acara Cultural Evening Keraton Kacirebonan yang saya ikuti pada waktu lalu, tetapi sebelum itu, saya akan sedikit bercerita dulu mengenai siapa Putri Ong Tien dan seperti apa ceritanya? Berikut saya tuliskan ceita singkatnya.
Nama Putri Ong Tien tidak asing bagi telinga masyarakat Indonesia yang tinggal di Cirebon dan sekitarnya. Putri Ong Tien adalah isteri Sunan Gunung Jati yang makamnya terletak di kota Cirebon. Kisah Putri Ong Tien bermula dari kunjungan Sunan Gunung Jati ke negeri China untuk menyebarluaskan agama Islam. Saat berada di China, Sunan Gunung Jati membuka praktek sebagai ahli pengobatan dan berhasil menyembuhkan banyak masyarakat di China. Namanya dikenal secara luas sebagai tabib sakti. Karena popularitasnya yang terus melejit, maka Sunan Gunung Jati dipanggil ke istana oleh Raja China. Sunan Gunung Jati diuji untuk menebak siapakah diantara dua putrinya yang sedang hamil. Sunan Gunung Jati menunjuk ke perut Putri Ong Tien padahal sebelumnya putri tersebut masih perawan dan belum menikah. Anehnya, perut Putri Ong Tien menjadi membusung dan benar-benar hamil. Raja menjadi murka dan mengusir Sunan Gunung Jati dari daratan China. Sunan Gunung Jati akhirnya kembali ke tanah Jawa. Tak disangka, Putri Ong Tien yang terlanjur jatuh cinta ikut menyusul Sunan Gunung Jati ke Pulau Jawa. Singkat cerita, Sunan Gunung Jati akhirnya menikah dengan Putri Ong Tien. Dalam salah satu cerita dalam Babad Tanah Jawa, pernikahan Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien berlangsung pada tahun 1481.
Namun sayang, usia Putri Ong Tien tidak panjang karena pada tahun 1485 dia meninggal dan dimakamkan di Cirebon. Keberadaan Putri Ong Tien ini bisa dibuktikan dengan adanya makam bergaya China yang ada di dekat makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Banyak warga keturunan Tionghoa dan warga muslim yang berziarah ke makam Putri Ong Tien setiap tahunnya. Makam tersebut menjadi bukti bahwa pada jaman dulu masyarakat Indonesia bisa menjalankan toleransi beragama. Selain itu, kebudayaan China pun diseleksi dan ikut menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat. Saat kedatangan Putri Ong Tien dari China, rombongan tersebut membawa serta berbagai barang berharga dari kerajaan China. Misalnya guci, tembikar, pakaian sutra, permata, piring dan perhiasan emas. Hal tersebut menambah kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati pun dihiasi dengan beragam piring China yang bertuliskan kalimat Islami. Hiasan tersebut bisa kita temui pada dinding makam. Tertarik untuk membuktikan? Ayo berkunjung ke Cirebon!
Dan berikut, foto-foto yang saya dapatkan dalam acara Thearical Dramatic Sunan Gunung Jati and Princes Lie Ong Tien on Cultural Evening Keraton Kacirebonan May 5th 2014. Semoga bermanfaat!
Fotografer : Yura Hyde Tetsu (Yudhistira) © Copyrighted 2014.
Nama Putri Ong Tien tidak asing bagi telinga masyarakat Indonesia yang tinggal di Cirebon dan sekitarnya. Putri Ong Tien adalah isteri Sunan Gunung Jati yang makamnya terletak di kota Cirebon. Kisah Putri Ong Tien bermula dari kunjungan Sunan Gunung Jati ke negeri China untuk menyebarluaskan agama Islam. Saat berada di China, Sunan Gunung Jati membuka praktek sebagai ahli pengobatan dan berhasil menyembuhkan banyak masyarakat di China. Namanya dikenal secara luas sebagai tabib sakti. Karena popularitasnya yang terus melejit, maka Sunan Gunung Jati dipanggil ke istana oleh Raja China. Sunan Gunung Jati diuji untuk menebak siapakah diantara dua putrinya yang sedang hamil. Sunan Gunung Jati menunjuk ke perut Putri Ong Tien padahal sebelumnya putri tersebut masih perawan dan belum menikah. Anehnya, perut Putri Ong Tien menjadi membusung dan benar-benar hamil. Raja menjadi murka dan mengusir Sunan Gunung Jati dari daratan China. Sunan Gunung Jati akhirnya kembali ke tanah Jawa. Tak disangka, Putri Ong Tien yang terlanjur jatuh cinta ikut menyusul Sunan Gunung Jati ke Pulau Jawa. Singkat cerita, Sunan Gunung Jati akhirnya menikah dengan Putri Ong Tien. Dalam salah satu cerita dalam Babad Tanah Jawa, pernikahan Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien berlangsung pada tahun 1481.
Namun sayang, usia Putri Ong Tien tidak panjang karena pada tahun 1485 dia meninggal dan dimakamkan di Cirebon. Keberadaan Putri Ong Tien ini bisa dibuktikan dengan adanya makam bergaya China yang ada di dekat makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Banyak warga keturunan Tionghoa dan warga muslim yang berziarah ke makam Putri Ong Tien setiap tahunnya. Makam tersebut menjadi bukti bahwa pada jaman dulu masyarakat Indonesia bisa menjalankan toleransi beragama. Selain itu, kebudayaan China pun diseleksi dan ikut menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat. Saat kedatangan Putri Ong Tien dari China, rombongan tersebut membawa serta berbagai barang berharga dari kerajaan China. Misalnya guci, tembikar, pakaian sutra, permata, piring dan perhiasan emas. Hal tersebut menambah kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati pun dihiasi dengan beragam piring China yang bertuliskan kalimat Islami. Hiasan tersebut bisa kita temui pada dinding makam. Tertarik untuk membuktikan? Ayo berkunjung ke Cirebon!
Dan berikut, foto-foto yang saya dapatkan dalam acara Thearical Dramatic Sunan Gunung Jati and Princes Lie Ong Tien on Cultural Evening Keraton Kacirebonan May 5th 2014. Semoga bermanfaat!
Fotografer : Yura Hyde Tetsu (Yudhistira) © Copyrighted 2014.
0 komentar:
Post a Comment