Sunday 18 May 2014

Lens Basics - Mengenal tipe dan jenis lensa kamera DSLR





Kamera DSLR merupakan kamera yang bisa di ganti-ganti lensanya sesuai dengan kebutuhan. Bagi anda yang belum mengenal macam-macam lensa / jenis lensa DSLR tidak ada salahnya kan saya berbagi dan mengenalkan sedikitnya yang saya tau mengenai berbagai macam jenis lensa tersebut.

Namun sebelum saya menjelaskan dari setiap jenis lensa yang ada, saya akan menjelaskan keterangan tertulis yang biasanya terdapat di sebuah lensa.

A. The Focal Length

Dalam percakapan antara sesama fotografer, anda akan sering mendengar bunyi obrolan seperti ini: “Wah, fotonya mantab gan, pake lensa berapa mili?”, atau seperti ini: “Kalau sedang traveling saya suka membawa lensa sapujagat, 18-200 mili.” Nah sebenarnya kedua percakapan tadi sedang membicarakan mengenai panjang focal, alias focal length. Jadi binatang apakah focal length itu? mari teruskan membaca.

Secara gampang focal length adalah jarak antara lensa dan bidang focal (sensor di kamera digital atau film di kamera lama) dimana foto anda terbentuk, untuk lebih gampangnya lihat diagram dibawah :


Focal length dinyatakan dalam besaran milimeter (mm) dan dalam fotografi diberi lambang f.

Untuk apa mengetahui focal length? focal length menentukan seberapa lebar sudut pandang lensa. Semakin pendek panjang focal, makin lebar sapuan pandangan. Makin panjang focal length, makin sempit sapuannya. Lensa dengan focal length pendek dalam dunia fotografi biasanya disebut lensa wide angle. Lensa dengan focal length panjang bisanya disebut sebagai lensa tele.

Jadi, apakah kalau sebuah lensa memiliki spesifikasi 200 mm, maka panjang fisiknya benar-benar 200 mili (20 cm)? Tidak harus. Lensa modern dengan kemajuan teknologi optik menggunakan banyak elemen lensa tambahan didalamnya yang bekerja secara kombinasi, sehingga panjang fisik lensa bisa lebih pendek.

B. The Lens Ratio


Jika anda melihat pada bagian depan lensa, biasanya produsen lensa menuliskan informasi dasar tentang karakteristik lensa tersebut. Pada gambar di atas dituliskan Focal Range (rentang fokal) 17-35mm. Lens Ratio (Rasio Lensa) Maksimal Appertur di Focal Length 17mm sebesar f/2.8 dan Maksimal Apperture di Focal Length 35 mm sebesar f/4. Serta lebar diameter lensa sepanjang 77 mm.

1. Standard / Normal Lens

Lensa Standard biasanya adalah lensa dengan panjang fokus tunggal (kadang disebut Lens Fix/ Lens Prime). Lensa tetap (Lens Fix) sering dikatakan mempunyai nilai lebih pada ketajaman hasil citra. Dengan ukuran yang lebih kecil, lensa tetap mempunyai bobot yang lebih ringan dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan lensa zoom pada mutu yang sama. Lensa prima juga mempunyai kelebihan pada kecepatan lensa dan dengan diameter tingkap yang besar (nilai bukaan yang kecil), sebuah lensa tetap menjadi lebih handal untuk digunakan pada pemotretan low light photography dan menimbulkan efek blur dengan kedalaman ruang yang rendah.

Dalam fotografi dan sinematografi, lensa normal adalah sebuah lensa yang memetakan citra yang nampak seperti perspektif pandang normal mata manusia. Pemetaan perspektif tersebut didapat karena panjang fokus lensa sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan sudut pandang diagonal sekitar 53 derajat.

Standard Lens / Lens Fix / Lens Prime
2. Wide Angle Lens

Lensa sudut lebar (en:wide angle lens) adalah lensa dengan panjang fokus lebih pendek daripada lensa normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film pada kamera film, maupun dimensi sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital.

Menurut standar fotografi, lensa normal adalah lensa yang mempunyai panjang fokus mendekati panjang diagonal bidang fokal. Lensa sudut lebar dengan panjang fokus yang lebih pendek akan memproyeksikan lingkaran citra yang lebih besar ke bidang fokal.

Wide Angle Lens

3. Telephoto Lens

Lensa tele (en: telephoto lens) adalah lensa dengan konstruksi panjang yang lebih pendek daripada panjang fokusnya sehingga mengakibatkan pusat optis (en:optical center) berada di luar badan lensa. Sebuah lensa tele dapat dikenali dengan adanya susunan lensa yang disebut telephoto group yang didesain untuk jarak fokus (en:focal length) yang jauh. Telephoto group adalah lensa komposit yang ditemukan oleh Peter Barlow.

Sebuah lensa regular yang mempunyai panjang lensa lebih pendek daripada panjang fokusnya, tidak selalu berupa lensa tele. Tetapi pada kenyataan sebuah lensa dengan panjang fokus di atas 280mm selalu dikatakan lensa tele.

Jika sebuah lensa kamera berada pada panjang fokus 200mm dan terfokus ke jarak tak terhingga, exit pupil tersebut berada pada jarak 200mm dari bidang fokal dan pupil tersebut menjadi pusat optis lensa. Ketika panjang fokus lensa ini bertambah, panjang fisik badan lensa akan bertambah panjang jika lensa ini bukan lensa tele. Namun tidak demikian dengan lensa tele, susunan lensa telephoto group membuat cahaya yang dilewatkan oleh kata depan, seakan-akan berasal dari kata dengan panjang fokus yang sangat panjang sebelum diteruskan ke bidang fokal karena sifat fokus negatif susunan lensa ini.

Lensa tele terberat yang pernah ada, dibuat oleh Carl Zeiss dengan panjang fokus 1700mm f/4 dengan panjang badan lensa 425mm dan berat 256 kg. Didesain untuk kamera medium format Hasselblad 203 FE.

Telephoto Lens

4. Zoom Lens

Lensa variabel (en:varifocal lens, zoom lens) adalah lensa yang tidak dapat mempertahankan bidang fokus pada saat terjadi perubahan panjang fokus karena posisi bidang fokal juga ikut tergeser, sehingga diperlukan pemfokusan ulang setiap terjadi perubahan panjang fokus.

Panjang fokus dari lensa variabel tidak tunggal, tetapi dapat diubah-ubah pada rentang tertentu dari nilai minimum ke nilai maksimumnya. Ukuran lensa variabel sering ditentukan dengan rasio dari panjang fokus lensa yang terpanjang dan terpendek, misalnya sebuah lensa dengan panjang fokus 100mm ke 400mm, dijelaskan sebagai 4:1 atau "4x" zoom.

Dengan teknologi pengembangan lensa yang modern, degradasi mutu citra yang dihasilkan oleh lensa variabel, dibandingkan dengan lensa prima, sangatlah minim. Hal ini berbeda dengan sekitar 20 tahun yang lalu, ketika dengan pertimbangan untuk mempertahankan mutu citra, banyak fotografer profesional saat itu memilih untuk bekerja dengan tidak mengandalkan lensa variabel. Walaupun demikian, masih dikatakan bahwa hingga tahun 2009, belum ada lensa variabel dengan ukuran di atas 3x yang dapat menandingi lensa prima dalam hal mutu citra. Tentu hal ini bergantung juga pada kepiawaian seorang fotografer dalam mengatur cahaya, mempertahankan stabilitas kamera dari goncangan selama waktu pajanan dan olah digital.

Zoom Lens

5. Fisheye Lens

Lensa mata ikan (en:fisheye lens) adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali disebut "whole-sky lenses", lensa mata ikan menjadi populer pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.

Fisheye Lens
 
6. Macro Lens

Lensa makro (en:macro lens) adalah lensa yang didesain untuk panjang fokus (en:focus distance) yang sangat pendek. Lensa ini khusus digunakan untuk menangkap detail maksimal dari suatu objek. Banyak digunakan untuk foto-foto produk dan sains. Lensa makro dirancang untuk menghasilkan gambar sesuai dengan ukuran asli atau lebih besar dengan rasio 1:1 hingga 1:10

Macro Lens

7. Tilt-Shift Lens

Lensa ini adalah lensa yang biasanya digunakan untuk memotret bangunan atau arsitektur. Lensa ini mempunyai kelebihan memanipulasi titik lenyap sehingga mampu memperbaiki perspektif gambar. Lensa ini juga kadang dipakan untuk membuat miniatur efek pada fotografi landscape/cityscape dengan objek bangunan benda lain yang dipotret dari jarak jauh.

 Tilt-Shift Lens

8. Image Stabilization Lens

Salah satu fitur penting yang berpengaruh pada kualitas hasil foto adalah image stabilizer atau penstabil gambar. Fungsi fitur ini adalah untuk meredam getaran tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi blur. Sering tanpa disadari, tangan kita sebenarnya tidak bisa benar-benar kokoh dalam menggenggam kamera.

Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Para produsen kamera menganut dua versi kompensasi mekanik yang berbeda, yaitu dengan prinsip lens-shift (menambahkan elemen stabilizer pada lensa) dan sensor-shift (stabilizer dipadukan pada sensor). Keduanya meski berbeda secara teknis namun pada prinsipnya sama saja.

Sistem stabilizer yang paling umum dijumpai adalah stabilizer dengan prinsip lens-shift yang tertanam pada lensa. Sebagian besar kamera digital bahkan lensa kamera DSLR pun memakai stabilizer berjenis ini. Prinsipnya, getaran tangan yang dideteksi oleh sensor akan diproses secara digital lalu elemen stabilizer pada lensa akan digerakkan secara berlawanan arah terhadap arah getaran tangan.

Berbeda seperti prinsip lens-shift, pada kamera dengan prinsip sensor-shift sistem stabilizer dipadukan dengan sensor kamera itu sendiri. Jadi sensor pada kamera yang menganut prinsip sensor-shift bisa bergerak untuk mengimbangi getaran tangan yang terdeteksi. Sebagian besar kamera DSLR seperti Pentax, Sony dan Olympus menerapkan sistem ini sehingga fitur stabilizer bisa digunakan dengan apapun lensa yang dipakai.

C. Kesimpulan

Setiap lensa memiliki karakteristik dan fungsinya masing-masing. Bagi seorang fotografer, ia harus mampu menentukan lensa mana yang cocok untuk mengambil gambar sesuai yang ia butuhkan berdasarkan karakteristik dan fungsi lensa tersebut.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Share Yuk!

0 komentar: